Aku menanti keajaiban yang Tuhan kirimkan untukku. Ku menunggu seorang diri, dalam kesunyian hati. Berusaha ku lalui hari demi hari walau terasa berat dan terkadang membuatku putus asa. Tapi entahlah, semangat untuk terus menunggu selalu ada. Dan pada akhirnya membuatku bangkit dan terus menunggu suatu hari yang begitu aku dambakan. Inikah cinta yang sebenarnya? Mengapa Tuhan membiarkanku merasakan cinta yang begitu sulit? Padahal merasakan manis percintaan pun aku belum pernah.
Mengapa harus kamu orangnya? Padahal begitu banyak pria yang jauh lebih baik dari pada kamu. Tapi mengapa hati ku tak sedikit pun mau berpaling? Kamu membutakan seluruh jiwa dan ragaku. Pikiranku. Hatiku. Cintaku. Semua untuk kamu. Berkali ku mencoba membuka hati dan menyingkirkan bayang-bayang tentangmu dari pikiranku, tapi itu semua tak berlangsung lama. Karena pada akhirnya, aku tetap kembali kepada kesendiriaanku. Kepada keheningan malamku. Kepada kebodohanku. Untuk menunggumu.
NBL
Oktober 2005...
Siang itu, seperti kebanyakkan siswa lainnya aku melangkah menuju kantin sembari bercanda dengan teman-temanku. Tiba-tiba mataku menangkap sosok yang pada akhirnya mengubah duniaku. Yang membuatku mengenal cinta yang begitu rumit. Sosok itu adalah kamu. Kakak kelasku. Satu tahun lebih tua dariku. Dan satu hal yang membuat perjalanan cintaku begitu sulit, aku tak sedikit pun mengenalmu dan mempunyai keberanian untuk mendekatimu.
Ketika aku menceritakan semuanya pada sahabat terdekatku, dia hanya berkata, “Aku hanya bisa membantumu lewat doa.” Satu kalimat yang dikatakannya dengan nada bercanda tapi cukup membuatku mengerti bahwa perjalanan cintaku kedepannya tidaklah mudah. Tetapi karena perasaan jatuh cinta yang memang begitu indah dan membutakan apa pun membuatku mengabaikan pikiran itu.
Sampai suatu hari, setelah hampir satu tahun aku menaruh hati padamu. Aku dikejutkan dengan kabar bahwa kamu telah menjadi milik orang lain. Pagi itu, ketika aku mencari tahu sendiri kebenarannya, hatiku hancur. Untuk pertama kalinya selama 14 tahun aku hidup didunia ini, aku menangis untuk seorang pria yang sama sekali tidak aku kenal.
Seolah langit ikut merasakan sakit dan sedihnya hati ini, hujan pun turun membasahi dunia ini. Aku seorang diri didalam kamar. Ditemani siaran radio yang saat itu memuturkan sebuah lagu milik Glenn Fredly berjudul “Sekali Ini Saja”.
Awan hitam, rintik hujan, hawa dingin yang menusuk tulang, dan lantunan lirik lagu yang begitu sendu. Lengkap sudah hari ini sebagai hariku yang menyedihkan. 14 Maret 2006. Hari yang takkan pernah ku lupakan. Setiap detil kejadian yang terjadi dihari itu, terekam baik didalam hatiku. Cinta yang ketika itu ku kira indah, ternyata malah menorehkan luka dihati.
Hmm… Memang cinta itu telah menyakitiku. Tapi…apakah kamu mengira aku akan mundur? Kamu salah. Keesokkan harinya, aku bangun malah dengan semangat dan cinta yang lebih dalam. Entahlah, aku sendiri pun bingung. Cinta ini sepertinya telah membunuh akal sehatku. Aku telah dibutakan oleh perasaan cinta yang tak tau apa endingnya.
Biarlah. Toh, tak ada yang dirugikan dalam hal ini. Sakit dan sedihnya hanya aku sendiri yang merasakan. Sekarang aku mengerti, mengapa begitu banyak orang yang mengatakan cinta itu buta. Cinta itu bodoh. Dan Cinta itu tak mengenal logika. Karena ternyata memang benar, pada cinta hanya perasaan yang bermain. Tanpa bisa diganggu dengan apa pun.
NBL
November 2009…
Saat ini aku tengah menuju tahap kedewasaan hidup. Tak terasa empat tahun lebih, yang sama artinya dengan 1.372 hari telah ku buang sia-sia dengan hanya tertuju padamu. Menatapmu sebagai sosok sempurna dan tak tergantikan. Hari demi hari yang ku relakan itu, tak sedikit pun menunjukan perubahan yang berarti. Walau pun kini kamu sudah bukan milik siapa-siapa lagi. Tapi kamu masih tak mengenalku apalagi mengetahui perasaanku. Padahal, waktu yang ku habiskan untuk menunggu paling tidak sedikit perubahan kecil yang terjadi untuk hubunganku dengan kamu tidaklah sedikit.
06 November 2009. Tepat dihari ke 1.378 aku memutuskan untuk mundur. Mundur dari cinta yang ku bangun sendiri. “Bodoh!!” Mungkin kata itu yang kamu katakan jika kamu mendengar semuanya. Ya, aku terima itu. Karena memang itulah kenyataannya. Aku memang bodoh dan telah dibutakan oleh cinta. Yang pada akhirnya membuatku membuang hariku sia-sia dan tak mendapatkan hasil sedikit pun, malahan membuat luka dihatiku.
Disamping aku mulai tersadar akan kebodohan itu, aku punya alasaan lain mengapa aku mundur dan menyerah akan cinta tak berlogika ini. Ada sosok lain yang sedikit mampu membuatku berpaling. Walau belum sepenuhnya. Karena sejujurnya hati ini masih begitu berdebar-debar, wajah ini masih terus bersinar kala aku melihatmu disekitarku.
Aku tidak tau apa aku benar-benar mencintai atau hanya sebuah perasaan yang timbul karena banyak kesamaan antara aku dan dia dalam hidupku ini. Entahlah. Intinya, saat ini aku sedang menikmati saat-saat tertawa lepas dan terlupa sejenak akan kamu yang sudah empat tahun ini menghantui pikiranku.
Sahabat-sahabatku yang tau akan perjalanan cintaku, cukup ku buat bingung saat aku mengatakan perasaanku akan dia. Karena memang dia tak sebanding denganmu. Mungkin kamu akan berbangga hati jika mendengar semua ini. Aku tak melarang, kaerena memang itulah yang aku rasakan selama empat tahun ini. Aku memandangmu sebagai sosok sempurna. Walau aku tau beberapa kelemahan darimu.
Mereka, sahabat-sahabatku, mendukungku bersama dia. Entah karena apa alasannya. Padahal mereka tau, kamu lebih baik darinya. Mungkin karena mereka terlalu kasihan melihatku dengan segala khayalan-khayalanku akan kebersamaan dengan dirimu.
Aku tak mengerti apa memang ini jalan hidupku atau hanya suatu kebetulan. Yang ku tau pasti, dia, sosok yang saat ini mampu membuatku sedikit berpaling darimu, mencintai seseorang yang pernah dan masih kamu cintai. Seseorang yang aku tau pasti sampai saat ini pun sebenarnya hatimu masih mengharapkannya. Ya, dia mencintainya!! Dan aku harus kembali berada diantara kamu dan sosok yang kamu cintai sejak empat tahun lalu. Sama seperti lamanya aku mencintaimu. Persamaan inilah yang membuatku merasa sejalan dengannya. Aku mencintaimu sekian lama, tapi kamu sedikit pun tak melihat kearahku. Dia pun mengalami hal serupa.
Satu hal yang perlu kamu tau, dia tidak akan pernah menjadi sosok sempurna dihatiku. Walau mungkin mampu membuat wanita mana pun terpesona. Tapi tidak dengan aku. Dan sepertinya, kalimat ini juga dia ucapkan dalam hati kala memikirkan sosok sepertimu yang harus dia kalahkan untuk mendapatkan cintanya yang juga menjadi cintamu.
NBL
Februari 2010…
Seperti yang sudah ku duga dan sudah diperkirakan oleh orang-orang yang mengerti betapa aku mencintai kamu. Kalau ternyata hatiku tak semudah itu berpaling dan meninggalkanmu. Hanya 3 bulan aku sanggup bertahan. Dan hari ini aku kembali mengharapmu. Kembali dengan cinta dan kebodohanku. Sesempurna apa pun sosok dia, ternyata tetap tak mampu membuatku berpaling dan meninggalkanmu. Secret admire mu telah kembali.
Kembali dengan harapan, mimpi, keinginan, dan pertanyaan yang tak berubah sedikit pun. Hanya satu dan tetap akan menjadi satu sampai disaat kamu telah memilihku dan berada disampaingku. Sampai saat cerita ini menemukan ending yang terbaiknya. Entah itu ending yang akan membuatku sedih, terluka, tetapi membuatku semakin dewasa dan kuat untuk menghadapi cintaku yang baru. Atau ending yang akan membuatku tersenyum, tertawa, dan bahagia karena cinta yang selama ini ku tunggu akhirnya aku dapatkan.
NBL
Sebuah ending yang indah dan diharapkan semua wanita dibelahan dunia mana pun. Dimana seorang pria berlutut dihadapannya, dan memakaikan sebuah cincin sembari mengatakan “Will You Marry Me?” Dimana dengan haru mereka semua pasti akan menangguk pelan dan tersenyum manis. Senyuman paling indah yang pernah mereka berikan. Setelah itu, hari-hari akan terasa begitu indah untuk mereka. Dimana mereka mulai merancang pernikahan impian mereka. Memesan gaun pengantin yang terbaik.
Dan dihari paling mendebarkan, mereka akan mengenakan gaun putih terbaik pilihan mereka itu, berubah menjadi wanita paling cantik dihari paling bersejarah dalam hidup mereka. Didepan sebuah altar gereja saat seseorang pria yang mereka pilih dan mereka yakini sebagai “The Best One” mengucapkan janji pernikahan dihadapan mereka, air mata haru itu akan mengalir keluar bersama dengan kecupan hangat darinya tanda bahwa kini sebuah keluarga telah dibangun.
Gaun impian. Dekorasi impian. Yang paling penting adalah pria impian yang pertama dan terakhir telah mereka dapatkan. Dan kini siap mendampingi mereka mengarungi sisa hidup bersama-sama. Ending yang seperti ini yang ku harapkan terjadi. Entah itu denganmu. Dengan dia. Atau dengan sosok lain yang akan aku temui nanti. Yang terpenting, doa restu dan aura kebahagian akan mengarungi kehidupanku nantinya. Bersama pria terbaik yang menjadi “Endless Love” untukku.
agnes angelina
04 maret 2010