Wednesday, December 8, 2010

draft "P3KMABA = PEMBINAAN, BUKAN PERPELONCOAN"


Agnes Angelina Khurniawan Kho
51410079
Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi 2010
Universitas Kristen Petra

P3KMABA = PEMBINAAN, BUKAN PERPELONCOAN

Kebiasaan yang pasti dijalani para pelajar, terutama pelajar SMP sampai dengan Perguruan Tinggi yang masih sering dilakukan bahkan telah menjadi tradisi saat ini adalah pembinaan mahasiswa baru. Seperti yang kita ketahui, tradisi pembinaan mahasiswa baru ini pun masih berlanjut sampai tahap bekerja. Mungkin tidak dengan sebutan pembinaan mahasiswa baru lagi melainkan training.
Universitas Kristen Petra Surabaya pun menerapkan tradisi ini kepada semua mahasiswa baru setiap tahunnya dengan nama P3KMABA. Kepanjangan dari Program Pengarahan Pengenalan dan Kreativitas Mahasiswa Baru. Dengan berbagai rangkaian acara dan kegiatan yang menghibur, juga menambah pengetahuan “calon penghuni” universitas empat tahun kedepan.
Ketika pertama kali saya mendengar tentang pembinaan mahasiswa baru untuk perguruan tinggi, jujur ada suatu kecemasan didalam benak saya mengenai bagaimana kelangsungan pembinaan mahasiswa baru itu. Begitu banyak image yang terbentuk didalam kepala saya mengenai pembinaan mahasiswa baru. Melelahkan. Perpeloncoan. Senioritas yang tinggi. Masa-masa penyiksaan yang akan membuat satu minggu hari-hari saya begitu menjenuhkan. Bahkan saya sering mendengar sangat sulit mencapai kelulusan dalam pembinaan mahasiswa baru di Universitas Kristen Petra ini. Itulah yang menambah beban dan membentuk image buruk dalam benak saya dan mungkin dalam benak teman-teman para calon mahasiswa.
Saat hari pertama memulai pembinaan mahasiswa baru yang sebenarnya, ketegangan terlihat diwajah setiap mahasiswa baru. Wajah-wajah tegas dan galak dari setiap panitia, khususnya divisi keamanan menambah rasa tegang dan takut dari setiap mahasiswa baru. Belum lagi masalah ketepatan waktu dan banyaknya peraturan yang harus diikuti setiap mahasiswa baru tanpa dispensasi sedikit pun. Setiap kesalahan akan diberikan sanksi membuat refleksi dan pengurangan point yang jika dilakukan berulang kali akan mengakibatkan ketidak lulusan pembinaan mahasiswa baru. Selain itu tugas yang diberikan setiap harinya pun cukup menguras tenaga.
Tetapi ketika memasuki hari keempat pembinaan mahasiswa baru, ketegangan dan kejenuhan sudah mulai tidak terlihat. Keakraban setiap mahasiswa baru pun mulai terasa. Mengubah peresepsi saya mengenai pembinaan mahasiswa baru secara keseluruhan. Semua hanya ketakutan dan ketegangan saya semata. Petra membuat acara pembinaan mahasiswa baru yang berbeda dan mampu merubah peresepsi saya. Anggapan orang-orang mengenai pembinaan mahasiswa baru di Petra pun sama sekali tidak terbukti kebenaraannya.
Apalagi diawal sebelum pembinaan mahasiswa baru dijalankan, saya dan para mahasiswa baru lainnya dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang memudahkan kami untuk akrab satu sama lain. Dalam kelompok-kelompok kecil ini pun saya dibimbing oleh dua kakak dari asisten tutorial atau yang biasa disebut astor. Empat sampai lima jam dalam seharinya saya dan para mahasiswa baru lainya dikumpulkan bersama kelompok kecil yang sudah dibagi itu untuk mengikuti sesi bersama kakak astor kami dikelas-kelas. Dalam sesi itu Petra memberi banyak sekali pengetahuan tentang iman dan kehidupan yang seharusnya menurut Kristen. Dalam sesi ini pun saya dan teman-teman diperlihatkan bahwa kami mengambil keputusan yang tepat ketika memilih Petra.
Selain ada bimbingan dari asisten tutorial, saya juga melihat profesionalisme dari Petra ketika menjalankan tradisi pembinaan mahasiswa baru yaitu dalam hal kesehatan. Mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai kesehatan yang kurang baik, mendapatkan dispensasi dengan diberikan ban bergambarkan tanda palang merah (+) dilengan. Jadi, para panitia bisa lebih mudah memantau kondisi mahasiswa baru yang kondisinya kurang sehat.
Saya diajarkan pula untuk bersikap teliti dan displin terutama dalam masalah me-manage waktu lewat setiap peraturan dan hukuman yang ditekankan dalam tradisi pembinaan mahasiswa baru ini. Untuk membentuk sikap dan mental saya menjadi pribadi yang matang dan kuat untuk menghadapi dunia luar yang sebenarnya. Dari setiap hukuman yang saya dan teman-teman mahasiswa baru terima jika melakukan kesalahan, adalah tidak sepenuhnya hukuman. Melainkan itu adalah suatu bentuk pembelajaran, dimana saya diajarkan untuk sadar akan apa kesalahan yang saya lakukan dan akibat dari kesalahan tersebut. Sehingga saya menjadi jera dan berusaha untuk tidak mengulang kesalahan yang sama, juga tidak lagi menganggap remeh peraturan layaknya anak SMA lagi. Karena saya disini dididik untuk menjadi lebih dewasa.
Benar, jika dikatakan bahwa kita tidak akan dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Hal itu saya rasakan selama masa pembinaan mahasiswa baru ini, terutama ketika saya dan para mahasiswa baru diberikan permainan-permainan yang mengasah kekompakan dan komunikasi antar anggota kelompok. Juga dilatih dan diajarkan untuk mau berusaha didalam tim, tidak hanya individualist untuk menyelesaikan setiap permainan.
Lepas dari semua rangkaian acara P3KMABA, menyadarkan saya betapa pentingnya tradisi pembinaan mahasiswa baru bagi para mahasiswa baru. Memberi tahu saya, bagaimana situasi dan lingkungan kampus juga system-system, dan fasilitas yang bisa saya manfaatkan. Juga memudahkan saya untuk saling mengenal satu sama lain, paling tidak dalam satu jurusan.
Dari semua yang saya dapatkan ini, membuat saya ingin menjadi salah satu bagian dari panitia P3KMABA yang menyukseskan tradisi pembinaan mahasiswa baru di Universitas Kristen Petra. Sehingga saya mampu merubah image buruk yang telah tercipta sekian lama tentang pembinaan mahasiswa baru didalam benak calon mahasiswa baru dan mereka dapat menjalani masa pembinaan mahasiswa baru lebih santai lagi.

No comments:

Post a Comment