Thursday, December 9, 2010

P3KMaba, Membina Bukan Memplonco

Agnes Angelina Khurniawan Kho
Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya
agn...@rocketmail.com

   Ketika pertamakali mendengar pembinaan mahasiswa baru di perguruan tinggi, jujur ada kecemasan hinggap ketika saya diterima menjadi mahasiswa di Universitas Kristen Petra Surabaya. Di kampus ini program pembinaan mahasiswa baru (maba) dikenal sebagai program pengarahan pengenalan dan kreativitas mahasiswa baru (P3KMaba).
   Begitu banyak citra yang terbentuk dalam kepala mengenai pembinaan maba. Yang bagi saya identik dengan aktivitas yang melelahkan, jenis penugasan yang muskil hingga penyiksaan. Begitukah? Ketika hari pertama pembinaan maba di mulai, ketegangan terlihat jelas di wajah setiap maba. Berbeda dengan wajah-wajah tegas dan galak para panitia. Setidaknya suasana tegang tersebut terasa hingga hari ketiga.
   Namun, memasuki hari keempat, ketegangan mulai mencair. Keakraban para maba mulai terasa. Sedikit banyak hal itu mengubah persepsi saya mengenai pembinaan maba secara keseluruhan. Di awal pembinaan, maba dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan setiap kelompok ini dibimbing dua kakak senior dari asisten tutorial (astor). Kelompok kecil ini memungkinkan maba cepat akrab satu sama lain.
   Setiap hari selama empat sampai lima jam, kelompok kecil ini mendapat materi yang mencerahkan dari para astor. Mulai dari masalah kesehatan, disiplin diri, hingga ihwal sikap mental. Tentu saja, selain penghargaan ada hukuman yang diterapkan ketika ada pelanggaran yang dilakukan maba. Pun demikian dengan saya yang sempat mendapat hukuman ketika melakukan pelanggaran.
   Namun, hukuman yang diterima ini tidak sepenuhnya hukuman. Melainkan sebagai bentuk pembelajaran, di mana maba diajarkan untuk sadar akan apa kesalahannya dan akibat dari kesalahan tersebut. Sehingga maba menjadi jera dan berusaha untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Selain, tidak menganggap remeh peraturan layaknya anak SMA lagi. Karena maba di sini dididik untuk menjadi lebih dewasa.
   Benar, jika dikatakan bahwa kita tidak akan dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Hal itu saya rasakan selama masa pembinaan maba, terutama ketika saya dan para maba dilibatkan dalam permainan yang mengasah kekompakan dan komunikasi antaranggota kelompok. Juga dilatih dan diajarkan kerja sama tim, tidak individualis untuk menuntaskan setiap permainan.
 Lepas dari semua rangkaian acara P3Kmaba, menyadarkan saya betapa pentingnya tradisi pembinaan maba bagi para mahasiswa baru. Dan dari semua yang saya dapatkan ini, membuat saya ingin menjadi salah satu bagian dari panitia P3Kmaba yang menyukseskan tradisi pembinaan maba di UK Petra. Sehingga saya mampu mengubah citra buruk yang telanjur tercipta sekian lama tentang pembinaan maba.





for the first time :)

    http://www.surya.co.id/2010/12/09/p3kmaba-membina-bukan-memplonco.html

No comments:

Post a Comment