Tuesday, May 17, 2011

Gerakan 2000 - uluran tangan kita begitu berarti untuk mereka


Lewat program Gerakan 2000 yang merupakan suatu program kecil dari Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOMTRA) saya dan beberapa teman dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra datang mengulurkan tangan untuk membantu mereka-mereka yang kurang mampu, khususnya anak-anak kecil para penderita kanker dari sebuah rumah singgah. Bukan acara besar memang, hanya acara kepedulian. Tapi acara yang puncaknya pada 14 mei 2011 ini, niat saya dan teman-teman datang untuk berkunjung, berbagi kasih dengan memberi sedikit sumbangan dari uluran tangan mahasiswa-mahasiswi UK Petra yang peduli dan berusaha menghibur mereka dengan drama kecil, mewarnai bersama juga games-games. Mungkin tidak banyak yang dapat saya dan teman-teman lakukan untuk mereka, karena saya dan teman-teman pun masih mahasiswa dan tak berpenghasilan sendiri. Paling tidak niat saya dan teman-teman ada untuk membantu mereka. Untuk berbagi kebahagian dengan menghibur mereka. Saya dan teman-teman datang, menunjukan bahwa masih ada yang perduli pada mereka.


Adik-adik kita para penderita kanker dirawat di RSU Dr.Soetomo. Dibeberapa bangsal anak yang cukup penuh. Bahkan ada beberapa dari mereka yang harus tidur diranjang-ranjang darurat demi mendapatkan perawatan dari pihak rumah sakit. Udara didalam bangsal-bangsal begitu penggap dengan hanya satu atau dua buah kipas angin kecil disetiap bangsal yang dihuni 12 anak dengan tambahan orang tua mereka yang bahkan beberapa membawa sanak saudara. Bukankah udara yang begitu penggap dan kotor akan memberi dampak yang tidak baik untuk kesehatan adik-adik kita yang sakit bahkan orang tua yang menunggui mereka? Ini semua mereka jalani karena memang tak ada jalan lain untuk menyelamatkan anak-anak mereka dengan keterbatasan biaya yang mereka miliki. Jamsostek dari pemerintah pun tidak mudah untuk diperoleh. Untung saja pihak rumah sakit membantu mereka mengurus semuanya yang dapat sedikit meringankan beban mereka.



Awalnya kedatangan saya dan teman-teman disambut sangat baik sekali dengan para dokter-dokter yang menangani adik-adik kita ini. Ketika acara dimulai masih ada beberapa orang tua dari adik-adik kita yang kurang respect dengan kehadiran saya dan teman-teman. Seiring berjalannya acara, melihat niat tulus saya dan teman-teman untuk menghibur, mereka mulai ikut tersenyum bahkan tertawa bersama anak-anak mereka. Jujur, saya begitu terharu melihat perubahan wajah setiap anak yang berada disitu. Wajah-wajah murung mereka berubah menjadi begitu semangat dan ceria, tawa dan celotehan polos mereka terdengar. Trima kasih Tuhan kehadiran saya dan teman-teman dapat membuat mereka tertawa walau mungkin hanya beberapa saat.
Lelahnya mengelilingi kampus UK Petra yang lumayan besar, mengumbar senyum dan ucapan terima kasih pada setiap warga UK Petra yang mau perduli sambil membawa-bawa kotak sumbangan terbayar ketika sampai dirumah sakit dan melihat kondisi mereka. Baru terasa kalau waktu dan tenaga yang saya sediakan untuk program ini begitu berarti untuk mereka. Senyum dan tawa mereka membayar lelah, waktu dan tenaga yang saya dan teman-teman keluarkan. Terima kasih untuk kalian yang sudah peduli dengan mau menyumbang Rp. 2000,- bahkan yang kurang atau pun yang lebih. Tulus atau pun tidak uluran tangan kalian, Tuhan yang akan membalas semua itu.

"pementasan drama" bagian dari acara yang cukup menghibur mereka
hasil kreatif mereka

pemenang ke3 lomba mewarnai

pemenang pertama lomba mewarnai

keseriusan mereka ketika mengetahui bahwa ini adalah sebuah lomba

tubuh kecil dan rentan mereka membutuhkan uluran tangan dari kita

Keluarga ini berasal dari Probolinggo dari harus rela bolak-balik Probolinggo - Surabaya demi anak mereka yang terkena leukimia. Tiga minggu sekali mereka harus datang ke Surabaya untuk kemotrapi yang menyebabkan kulit dan kuku anak ini hitam-hitam. Dan kemarin ketika saya mengunjungi anak itu hanya mampu terbaring lemah dengan infus dan oksigen. Terus menerus menggigau memanggil ibunya dan mengatakan bahwa dia pusing dan mual. Efek dari begitu kerasnya virus-virus itu melawan obat-obatan yang masuk ketubuhnya.

Tawa canda mereka ketika menyaksikan drama kecil dari teman-teman theater UK Petra yang membantu jalannya program Gerakan 2000 ini.

Ketika pertama kali saya sampai dirumah sakit dan masih menunggu teman-teman yang lain, saya sudah bertemu anak ini didampingi kedua orang tuanya sedang berlatih jalan menggunakan kursi roda. Terlihat sekali pandangan matanya tidak fokus, entah tidak bisa melihat atau apa dan kakinya begitu lemah. Berkali-kali dia hampir menabrak tiang, setelah diberi tahu arah baru dia mengarahkan kursi rodanya..


Anak itu namanya Adi. Sama dengan anak diatas, saya juga melihatnya pertama kali ketika menunggu teman-teman kami yang belum tiba. Ketika itu dia menangis dalam pelukan ayahnya dengan infus ditangan kanan dan selang dimulutnya. Ternyata karena mual yang dirasakan Adi dan selang dimulutnya karena seringnya dia muntah. Ibu Ida yang mengantakan kami mengatakan bahwa dulu ketika Adi masih sering di kemotrapi ibunya selalu pingsan karena tidak tega melihat anaknya menangis kesakitan ketika obat dimasukkan kedalam tubuhnya yang kecil.




Namanya Kevin. Dia hanya mampu terduduk diam ketika teman-temannya yang lain sedang bergembira bersama kami. Mungkin karena perasaan mindernya. Atau juga mungkin karena badannya yang terlalu lemas untuk ikut bermain bersama kami. Ketika saya mencoba mengajaknya bicara tatapan matanya kosong dan dia hanya diam.










Namanya Bagus, Ketika saya mendatanginya dan menanyakan namanya dia masih bisa merespon setiap pertanyaan saya. Tapi mengapa gambar itu diwarnai ibunya? Ternyata karena tangannya sudah sama sekali tidak memilik tenaga untuk digerakan. Dan kepalanya. Terdapat 3 jahitan memanjang yang membuat kepanya cekung seperti itu. Sebagian otaknya sudah diangkat karena kanker yang didapat 7 bulan lalu.





Hampir sama dengan Kevin. Dia selalu terlihat murung dengan dahi yang selalu berkerut. Ibunya dengan ramah berbagi cerita dengan saya. Karena obat yang baru dimasukkan ketubuhnya 3 hari yang lalu sekarang dia terus merasa mual, pusing dan membuat tubuhnya lemas. Ibunya juga mengatakan dia menjadi anak yang pendiam dan pemalu sejak terserang kanker.











By :
17 May 2011
Agnes Angelina Khurniawan Kho
Ilmu Komunikasi 2010
Universitas Kristen Petra
Koor. Publikasi Dokumentasi Gerakan 2000

No comments:

Post a Comment