Tuesday, October 5, 2010

"Still love you"

"i'm just a human, not perfect and sometimes wrong, but in my heart only one, love for you very special"
 
Lima tahun yang lalu, dibulan ini, pertama kali aku menaruh perhatian khusus padanya. Mulai lebih memperhatikannya dan menganggumi segala tentangnya. Awalnya ku kira ini hanya perasaan sementara dari seorang gadis kecil yang tak mengerti cinta kepada seorang laki-laki yang dikaguminya. Hanya sebuah perasaan yang akan hilang seiring waktu yang berlalu.
 
Setahun berlalu, rasa ini juga tak kunjung hilang. Malah semakin membuatku mengerti apa itu cinta dan bagaimana mencintai seseorang. Kini, lima tahun sudah aku terus merasakan cinta ini. Mengajarkan dan membuatku merasakan begitu banyak hal dan rasa. Rasa bahagia, deg-degan, sampai rasa sakit yang membuatku begitu hancur dan membuatku belajar untuk kembali berdiri tegar. Dia yang mengajarkanku menangis untuk pertama kalinya demi seorang laki-laki.

Sebenarnya cinta ini bodoh dan sia-sia. Berkali-kali aku mencoba melepaskan diri dari jeratan sosoknya. Berusaha mengalihkan perhatian dan rasa kagumku pada sosok lain yang menurut teman-teman dan keluargaku lebih baik darimu. Tapi berkali-kali juga aku kembali masuk dan tetap tidak bisa mengalihkan sosokmu. Segala cara sempatku lakukan. Tetapi semua tidak menghasilkan apapun.
 
Hmm...Biarlah. Toh, tak ada yang dirugikan dalam hal ini. Sakit dan sedihnya hanya aku sendiri yang merasakan. Sekarang aku mengerti, mengapa begitu banyak orang yang mengatakan cinta itu buta. Cinta itu bodoh. Dan Cinta itu tak mengenal logika. Karena ternyata memang benar, pada cinta hanya perasaan yang bermain. Tanpa bisa diganggu dengan apa pun.
 
06 November 2009. Tepat dihari ke 1.378 aku memutuskan untuk mundur. Mundur dari cinta yang ku bangun sendiri. “Bodoh!!” Mungkin kata itu yang kalian katakan jika kalian mendengar semuanya. Ya, aku terima itu. Karena memang itulah kenyataannya. Aku memang bodoh dan telah dibutakan oleh cinta. Yang pada akhirnya membuatku membuang hariku sia-sia dan tak mendapatkan hasil sedikit pun, malahan membuat luka dihatiku.

Disamping aku mulai tersadar akan kebodohan itu, aku punya alasaan lain mengapa aku mundur dan menyerah akan cinta tak berlogika ini. Ada sosok lain yang sedikit mampu membuatku berpaling. Walau belum sepenuhnya. Karena sejujurnya hati ini masih begitu berdebar-debar, wajah ini masih terus bersinar kala aku melihatmu disekitarku.

Aku tidak tau apa aku benar-benar mencintai atau hanya sebuah perasaan yang timbul karena banyak kesamaan antara aku dan dia dalam hidupku ini. Entahlah. Intinya, saat ini aku sedang menikmati saat-saat tertawa lepas dan terlupa sejenak akan kamu yang sudah empat tahun ini menghantui pikiranku.

Sahabat-sahabatku yang tau akan perjalanan cintaku, cukup ku buat bingung saat aku mengatakan perasaanku akan dia. Karena memang dia tak sebanding denganmu. Mungkin kamu akan berbangga hati jika mendengar semua ini. Aku tak melarang, kaerena memang itulah yang aku rasakan selama empat tahun ini. Aku memandangmu sebagai sosok sempurna. Walau aku tau beberapa kelemahan darimu.

Seperti yang sudah ku duga dan sudah diperkirakan oleh orang-orang yang mengerti betapa aku mencintai kamu. Kalau ternyata hatiku tak semudah itu berpaling dan meninggalkanmu. Hanya 3 bulan aku sanggup bertahan. Dan hari ini aku kembali mengharapmu. Kembali dengan cinta dan kebodohanku. Sesempurna apa pun sosok dia, ternyata tetap tak mampu membuatku berpaling dan meninggalkanmu. Secret admire mu telah kembali!!
  
Aku kembali dengan harapan, mimpi, keinginan, dan pertanyaan yang tak berubah sedikit pun. Hanya satu dan tetap akan menjadi satu sampai disaat kamu telah memilihku dan berada disampaingku. Sampai saat cerita ini menemukan ending yang terbaiknya. Entah itu ending yang akan membuatku sedih, terluka, tetapi membuatku semakin dewasa dan kuat untuk menghadapi cintaku yang baru. Atau ending yang akan membuatku tersenyum, tertawa, dan bahagia karena cinta yang selama ini ku tunggu akhirnya aku dapatkan.

0ctober 2010 
agnes angelina

No comments:

Post a Comment